Agama Buddha sebenarnya terdiri
dari dua bagian besar. Bagian pertama adalah pelajaran kebenaran yang diberikan
oleh Sang Buddha Gotama disebut dengan Buddha Dhamma. Bagian kedua adalah
tradisi yang berkembang pada satu masyarakat tertentu tempat tumbuhnya Buddha
Dhamma tersebut. Apabila kita berbicara tentang relevansi Agama Buddha dalam
menghadapi kemajuan jaman, hendaknya kita dapat membatasi diri membicarakan
Buddha
Bebas Penderitaan
Kalau anda
diminta untuk memilih mana yang lebih baik, bebas dari penderitaan (Dukkha)
atau bahagia? Kok pilihannya terasa begitu aneh, bukankah orang yang berbahagia
itu artinya tidak menderita. Ternyata dalam Dharma, Bhante YM Sri Pannavaro
Mahathera mengatakan berbahagia itu belum tentu bebas dari penderitaan.
KEROHANIAN DHARMA: DISKUSI DHARMA
KEROHANIAN DHARMA: DISKUSI DHARMA: Apakah dengan memahami Empat (4) Kesunyatan Mulia, kita bisa mencapai NIBBANA?
Perkembangan Teknologi dan Mental
Perkembangan teknologi tidak
dipungkiri membawa banyak manfaat berupa kemudahan dan kemyamanan untuk
kehidupan kita. Apa peranan teknologi dalam pengembangan mental kita? Mampukah
teknologi merekayasa mental kita menuju lebih baik ? Mampukah mengubah mental
kita menjadi lebih sabar, tidak serakah, lebih toleransi dan ber cinta kasih ?
Tiga Perlindungan TRISARANA
Trisarana atau Tiga perlindungan, Berlindung kepada
Buddha, Dhamma dan Sangha merupakan suatu pernyataan yang diucapkan oleh
seseorang yang menyatakan diri sebagai umat Buddha. Mirip dengan kalimat
Syahadat dalam Muslim atau Kredo dalam Nasrani. Sebenarnya apa sih yang
dimaksud dengan berlindung pada Buddha? Berlindung pada Dhamma? Berlindung pada
Sangha? Apa yang ada dalam pikiran seseorang saat dia menyatakan berlindung
pada Triratna?
The Science of Happiness
If there are things that are causing you
to suffer, you have to know how to let go of them. Happiness can be
attained by letting go, including letting go of your ideas about
happiness. You imagine that certain conditions are necessary to your
happiness, but deep looking will reveal to you that those notions are
the very things standing the way of happiness and are making you
suffer.
Jika ada sesuatu hal yang menyebabkan
kamu menderita, kamu harus tahu bagaimana melepaskannya. Kebahagiaan
dapat dicapai dengan melepas, termasuk melepas ide-idemu mengenai
kebahagiaan. Kamu dapat membayangkan kondisi tertentu yang penting untuk
kebahagiaanmu, tetapi melihat mendalam akan mengungkapkan kepadamu
bahwa gagasan-gagasan itu adalah hal yang menjauhkan kebahagiaan dan
membuatmu menderita.
< Thich Nhat Hanh
>
KATHINA DULU DAN SEKARANG
Membesar-besarkan
manfaat duniawi untuk mengkapitalisasi kewajiban orang Tionghoa Malaysia untuk
mempersembahkan paket kebutuhan kepada para biksu adalah delusi.
Sudah
menjadi sebuah kebiasaan umum di Malaysia untuk mensirkulasi atau mendaur
ulang persembahan Kathina. Sebagian langsung didaur ulang, yang lain
melakukannya dengan diam-diam.
Berhitung
Dhamma itu seperti berhitung. Ada perkalian, pembagian, penambahan, dan pengurangan. Jika kita bisa berpikir seperti ini, kita akan jadi pintar. Kita akan tahu waktu dan tempat yang tepat untuk mengerjakannya. Kita mengurang jika kita harus mengurang, mengali jika kita harus mengalikan, membagi ketika kita harus membagi, menjumlah ketika kita harus menjumlah. Jika kita mengali terus setiap saat, hati kita akan mati karena bebannya. Dengan kata lain, kita tak memiliki penyadaran untuk merasa cukup. Tidak ada penyadaran merasa cukup berarti tidak menyadari bahwa kita semakin tua.
Secangkir Air Kotor
Banyak orang datang kemari dengan jabatan tinggi di masyarakat dan pandangan ini itu, mengenai diri mereka sendiri, mengenai praktik meditasi, mengenai ajaran Buddha. Sebagaian dari mereka adalah pedagang kaya,sebagian menyandang gelar, sebagian guru atau pejabat pemerintah. Otak mereka penuh dengan pandangan mengenai segala macam hal. Mereka terlalu pintar untuk mendengarkan orang lain.
Melawan Arus
Menjalani Dhamma berarti melawan arus; melawan aliran arus dalam hati kita, melawan aliran kotoran batin. Apa pun yang mengalir ke hulu melawan arus, pastilah sulit. Jika Anda mendayung perahu ke hulu, pastilah berat. Membangun kebaikan dan kebijakan itu agak sulit karena kita memiliki kotoran batin. Kita tidak ingin melakukannya. Kita tidak mau repot. kita tidak mau membangun ketahanan.
Air Tanah
Buddha adalah Dhamma: Dhamma adalah Buddha. Dhamma yang disadari Buddha adalah sesuatu yang selalu ada di dunia. Dhamma belum lenyap Ini seperti air tanah. Siapa pun yang menggali sumur sampai ke kedalaman air tanah akan menemukan air.
Dhamma Ada Bersama Anda
Dhamma hanyalah seperti ini,
Dhamma is like this,
Dhamma is like this,
dibahas dalam kiasan,
discussed in the figurative,
discussed in the figurative,
karena Dhamma tidak memiliki apa pun
because Dhamma had nothing.
because Dhamma had nothing.
Dhamma tidak bundar, tidak bersudut.
Dhamma is not round, not angular.
Dhamma is not round, not angular.
Asal Mula Upacara Ullambana
Upacara Ullambana berawal dari kisah Y.A. Moggalana, salah
seorang siswa Buddha, yang mengetahui bahwa ibunya terlahir di alam hantu
kelaparan. Namun dengan kekuatan batinnya sendiri, Y.A. Moggalana tidak mampu
menolong ibunya. Kemudian Buddha memberi petunjuk agar pada tanggal 15 di bulan
ke-7 (lunar) yang merupakan Hari Pravarana Sangha, yaitu hari berkumpulnya
Anggota Sangha dari 10 penjuru. Y.A. Moggalana hendaknya berbuat kebajikan
dengan memberikan persembahan kepada Sangha dan memohon agar jasa dari kebajikan
tersebut dilimpahkan kepada ibunya. Setelah memperoleh pelimpahan jasa
tersebut, ibu dari Y.A. Moggalana dapat terbebas dari penderitaan dan terlahir
di alam surga.
FOUR BRAHMA VIHARAS
"Bhikkhus, there are these five ways of
removing annoyance, by which annoyance can be entirely removed by a bhikkhu
when it arises in him. What are the five?
"Loving-kindness can be maintained in being towards a person with whom you are annoyed: this is how annoyance with him can be removed.
"Compassion can be maintained in being towards a person with whom you are annoyed; this too is how annoyance with him can be removed.
"Onlooking equanimity can be maintained in being towards a person with whom you are annoyed; this too is how annoyance with him can be removed.
"Loving-kindness can be maintained in being towards a person with whom you are annoyed: this is how annoyance with him can be removed.
"Compassion can be maintained in being towards a person with whom you are annoyed; this too is how annoyance with him can be removed.
"Onlooking equanimity can be maintained in being towards a person with whom you are annoyed; this too is how annoyance with him can be removed.
PAJAPATI The First Buddhist Nun
Maha Pajapati Gotami Theri was Gautama Buddha’s aunt,
stepmother, and first female disciple. She became a highly realised
practitioner, and played a fundamental role in the history of Buddhism. It is
thanks to her initiative and persistence that women gained the freedom to be
ordained.
Born into the aristocracy of the Koliyan clan in India, she
and her elder sister Maya were given in marriage to Suddhodana, King of the
Sakyas. Maya was made queen and gave birth to a son, Siddharta Gautama, who was
to become the Lord Buddha, but she sadly died only a week after He was born.
And so it was up to Pajapati, herself already breast-feeding her infant son
Nanda, to assume the role of queen and to foster her cherished sister’s newborn.
Queen Pajapati nursed Gautama and raised Him as if He were her own child. When He was twenty-nine, Gautama came to realise the
futility of His mundane life, and became resolute to discover the true meaning
of existence and a conclusive solution to the suffering of beings.
THE SAKYA TRADITION OF TIBETAN BUDDHISM
The Sakya tradition is one of the four major religious
traditions that existed in Tibet. It rose to play a significant role in the
development and spread of the new Tantras that came to Tibet in the 11th
century. During the 13th and 14th centuries, the holders of the Sakya tradition
were also the principal political powers that ruled over Tibet . Although its
political stature gradually declined over the centuries, emphasis on its unique
religious traditions continued to be nurtured and sustained.
Consequently the Sakya tradition strengthened and flourished and produced many great and distinguished practitioners, saints, and scholars. The origins of the Sakya tradition are closely connected with the ancestral lineage of the Khön family: a family which itself originated from celestial beings. Beginning with Khön Konchok Gyalpo (1034-1102), the founder of the Sakya tradition, the lineage continues to be unbroken to this day.
Consequently the Sakya tradition strengthened and flourished and produced many great and distinguished practitioners, saints, and scholars. The origins of the Sakya tradition are closely connected with the ancestral lineage of the Khön family: a family which itself originated from celestial beings. Beginning with Khön Konchok Gyalpo (1034-1102), the founder of the Sakya tradition, the lineage continues to be unbroken to this day.
Manipulasi Berita Rohingya
PENTING..!!!
Luangkan waktu untuk membaca.
Konflik etnis Rohingya semakin meruncing ke konflik agama. Berita-berita yang disebar semakin mengintimidasi kalangan Buddhis. Konflik berawal dari 3 orang pria etnis Rohingya yang memperkosa seorang gadis Buddhis Rakhinge. Kemarahan warga pun memicu terjadinya bentrokan antara kedua etnis.
Berita2 di dunia maya, bahkan di unjuk rasa di Indonesia sendiri menggunakan gambar2 yang dimanipulasi sehingga berakibat terjadinya intimidasi terhadap kalangan Buddhis di beberapa daerah.
Berikuta adalah pelurusan gambar2 yang digunakan oleh beberapa kalangan untuk memecah belah kerukunan beragama.
Pernikahan yang tiada duanya
Pernikahan yang tiada
duanya
Obyek luar tubuh seperti harta, rupa, nama, makanan, tidur
dan sebagainya, semuanya bisa menggoda batin seseorang untuk terpikat padanya,
sehingga terus mencari kenikmatan, terus mencari yang lebih baik, lebih cepat
atau lebih banyak, di mana nafsu keinginan manusia memang tiada batasnya.
Saya pernah mendengar kisah tentang seorang wanita kelas atas yang menghadiri sebuah acara pernikahan dengan mengenakan sehelai pakaian berharga 30-an juta rupiah, dia dengan senangnya memamerkan diri kepada orang-orang. “Pakaian ini hanya satu-satunya di dunia ini dan tiada duanya, itu sebabnya harganya begitu mahal.” Semua orang memberi pujian kepadanya.
RANGKAIAN ACARA WAISAK 2012 / 2556
RANGKAIAN ACARA WAISAK 2012/2556
“Genta
Waisak Melantunkan Semangat Mawas Diri dan Hidup Harmoni”
Tanggal
21 April 2012: Si Gwe Che It
Pukul
16.00-20.30 WIB: Cin Kang Pao Chan Bab I-III
Tanggal
28 April 2012: Yi Fo (Pencurahan Air Bunga pada Pratima Bayi Siddhartha)
Pukul
09.00-10.15 WIB: Leng Yen Cou
Pukul
10.30-11.00 WIB: Sang Kung
Pukul
19.00-21.00 WIB: Yi Fo Kong Te Cing
Tanggal
29 April 2012:
Pukul
09.30-12.30 WIB: Yi Fo Kong Te Cing
MAKNA CENGBENG SEBENARNYA
Mengingat asal diri di hari Cengbeng, berbakti pada
orangtua adalah kewajiban manusia
“Hari ini adalah hari Cengbeng (hari ziarah makam bagi etnis Tionghoa),
sebagaimana sebutannya ‘cengbeng’, kita semestinya paham akan makna ‘cengbeng’,
‘ceng’ artinya tidak tercemar, ‘beng’ artinya sangat jelas. Setiap orang harus
mengerti kalau kepatutan dan moral manusia bersumber dari batin, setiap orang
harus menjaga moral mendasar, yaitu berterima kasih pada kedua orangtua dengan
hati bersyukur, darimana datangnya tubuh kita ini? Kita harus mengingat pada
budi luhur orangtua.
Gema Waisak 2556 BE, STI Adakan Pindapata
Sekitar 30 bhikku berikut samanera dari Saṅgha Theravāda Indonesia (STI) melakukan kegiatan pindapata (Pali: piṇḍapāta) dalam rangka menggemakan Vesak atau Waisak 2556 EB (Era Buddhis) pada Minggu (22/4) di sekitar daerah KotaTua, Jakarta.
Kegiatan pindapata tahunan yang disertai dengan kegiatan bakti sosial tersebut dilaksanakan sejak pukul 06.00 WIB – 10.00 WIB, diikuti oleh sekitar seribu orang umat Buddha dari Jakarta maupun dari luar kota.
Sepuluh Prinsip Universal dalam Agama Buddha
Sejumlah
daftar telah dibuat oleh berbagai umat Buddha yang termasyhur untuk
mencantumkan kepercayaan-kepercayaan yang umum dari aliran-aliran dalam Agama
Buddha. Dua di antaranya yang paling terkenal adalah dari H.S. Olcott (1891,
Empat Belas ”Kepercayaan Buddhis yang Fundamental”) dan Christmas Humphreys
(1945, ”Dua Belas Prinsip Agama Buddha”) (Humphreys 1962, 72 ff.). Dalam dunia
sistem desimal sekarang ini, cukup rapi jika daftar lain seperti itu—Sepuluh
Prinsip Universal Agama Buddha—juga dibikin.
Wisudhi Waisak 2556
Pernyataan Tekad Menjadi Umat Buddha Yang
Sesungguhnya
Jika engkau berlindung kepada Buddha, Dharma
dan Sanggha : perasaan takut, khawatir, cemas, tidak akan muncul .
(S.I,220)
Ketika brahmana muda Matthakundali melihat
Buddha timbullah keyakinan yang kuat dalam batinnya. Setelah Buddha pergi, ia
meninggal dunia dengan hati yang penuh keyakinan terhadap Buddha dan terlahir
kembali di alam Surga Tawatimsa. Mereka yang berlindung kepada Triratna dan
tekun berlatih sila, akan merasakan kebahagiaan di kehidupan sekarang dan di
surga.
True Love
True Love
Kisah
ini terjadi di Beijing Cina, seorang gadis bernama Yo Yi Mei memiliki
cinta terpendam terhadap teman karibnya di masa sekolah. Namun ia tidak
pernah mengungkapkannya, ia hanya selalu menyimpan di dalam hati dan
berharap temannya bisa mengetahuinya sendiri. Tapi sayang temannya tak
pernah mengetahuinya, hanya menganggapnya sebagai sahabat, tak lebih.
Suatu
hari Yo Yi Mei mendengar bahwa sahabatnya akan segera menikah hatinya
sesak, tapi ia tersenyum “Aku harap kau bahagia“. Sepanjang hari Yo Yi
Mei bersedih, ia menjadi tidak ada semangat hidup, tapi dia selalu
mendoakan kebahagiaan sahabatnya
Serba-serbi Tahun Baru Imlek
Fyi
Di
kalender-kalender Indonesia, tanggal 23 Januari 2012 merupakan libur
nasional, merupakan libur resmi pemerintah. Libur nasional ini adalah
untuk Tahun Baru Imlek yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden No. 19
tahun 2002 oleh Presiden Megawati Soekarnoputri, yang merupakan
kelanjutan Keputusan Presiden No. 6 tahun 2000 oleh Presiden Gus Dur
yang mencabut Instruksi Presiden No. 14 tahun 1967 tentang Agama,
Kepercayaan, dan Adat Istiadat Cina.
Mengapa justru menimpa diriku?
Ketika mengalami bencana
tidak diharapkan, sering orang bertanya-tanya mengapa justru diri sendiri yang
selalu tertimpa bencana dan malapetaka?
Master Cheng Yen menjelaskan
dengan mengutip syair dari “Dharma bagaikan air” (Pertobatan air samadhi penuh
welas asih), manusia awam “mungkin menciptakan dosa
karena tiga karma, mungkin melakukan kesalahan karena keenam indera, mungkin
timbul pikiran jahat karena khayalan, mungkin ternoda karena melekat pada
kondisi luar”, kadangkala aktifitas tubuh, mulut dan pikiran telah menciptakan
dosa, namun kita masih tidak menyadarinya,
Popular Posts
Blogger templates
Categories
Blogroll
Blog Archive
-
►
2015
(1)
- ► 05/03 - 05/10 (1)
-
►
2014
(16)
- ► 10/05 - 10/12 (1)
- ► 09/14 - 09/21 (9)
- ► 05/11 - 05/18 (1)
- ► 04/27 - 05/04 (1)
- ► 01/26 - 02/02 (1)
- ► 01/19 - 01/26 (3)
-
►
2013
(11)
- ► 07/28 - 08/04 (5)
- ► 04/28 - 05/05 (1)
- ► 04/21 - 04/28 (1)
- ► 04/14 - 04/21 (1)
- ► 02/17 - 02/24 (1)
- ► 01/27 - 02/03 (1)
- ► 01/06 - 01/13 (1)
-
▼
2012
(26)
- ► 12/16 - 12/23 (3)
- ► 08/12 - 08/19 (4)
-
►
2011
(54)
- ► 09/11 - 09/18 (7)
- ► 09/04 - 09/11 (2)
- ► 08/28 - 09/04 (2)
- ► 08/07 - 08/14 (2)
- ► 07/31 - 08/07 (1)
- ► 07/17 - 07/24 (2)
- ► 07/10 - 07/17 (3)
- ► 07/03 - 07/10 (6)
- ► 06/26 - 07/03 (2)
- ► 06/19 - 06/26 (1)
- ► 06/12 - 06/19 (3)
- ► 06/05 - 06/12 (4)
- ► 05/29 - 06/05 (1)
- ► 05/15 - 05/22 (2)
- ► 05/01 - 05/08 (7)
- ► 04/24 - 05/01 (8)
- ► 04/17 - 04/24 (1)
About
Copyright ©
KEROHANIAN DHARMA | Powered by Blogger
Design by Flythemes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com