Fyi
Di
kalender-kalender Indonesia, tanggal 23 Januari 2012 merupakan libur
nasional, merupakan libur resmi pemerintah. Libur nasional ini adalah
untuk Tahun Baru Imlek yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden No. 19
tahun 2002 oleh Presiden Megawati Soekarnoputri, yang merupakan
kelanjutan Keputusan Presiden No. 6 tahun 2000 oleh Presiden Gus Dur
yang mencabut Instruksi Presiden No. 14 tahun 1967 tentang Agama,
Kepercayaan, dan Adat Istiadat Cina.
Sejak 2002 Tahun Baru Imlek resmi menjadi hari libur nasional
bersama dengan hari-hari besar lain yang sudah lebih dulu menjadi libur
nasional. Selengkapnya di kalender-kalender tsb tertulis “Tahun Baru
Imlek 2563â€. Tahun Kelinci segera berlalu, Tahun Naga Air datang
menggantikannya.
Istilah atau penulisan “Tahun Baru Imlek†hanya dikenal di
Indonesia. Kata Imlek adalah bunyi dialek Hokkian yang berasal dari kata
Yin Li (阴历, baca: IN LI) yang berarti “penanggalan bulan†alias lunar calendar.
Penanggalan China berdasarkan peredaran bulan di tata surya sehingga
disebut dengan Yin Li. Sementara penanggalan yang kita kenal sekarang,
dan dipakai luas seluruh dunia disebut dengan Yang Li (阳历) di dalam bahasa Mandarin, artinya adalah “penanggalan matahariâ€.
Imlek dikenal juga dengan Nong Li (农历,
bacanya: nung li), yang artinya “penanggalan petaniâ€, di mana hal
ini bisa dimaklumi, sebagian besar orang jaman dulu adalah bertani. Para
petani tsb mengandalkan kemampuan mereka membaca alam, pergerakan
bintang, rasi bintang, bulan dan benda angkasa yang lain untuk bercocok
tanam. Apalagi di China yang 4 musim, perhitungan tepat dan presisi
harus handal untuk mendapatkan pangan yang cukup.
Perayaan Chinese New Year sebenarnya adalah perayaan menyambut musim semi yang disebut dengan Chun Jie (春节,
baca: juen cie), yang artinya “menyambut musim semiâ€. Musim semi
disambut dengan sukacita karena musim dingin akan segera berlalu dan
tibalah saat para petani untuk menanam lagi. Tanaman pangan terutama
padi (China selatan) dan kebanyakan gandum (China utara) serta tanaman
pertanian lainnya. Karena mengandalkan alam untuk kehidupan mereka,
menyambut datangnya musim semi merupakan keharusan yang dirayakan dengan
meriah.
Perayaan ini mulai dikenal di jaman Dinasti Xia (å¤æ½®,
sering ditulis Hsia juga, 2205 – 1766 SM). Setelah dinasti Xia
runtuh, penanggalan Imlek selalu berubah sesuai dengan kemauan dinasti
yang berkuasa. Biasa diambil adalah waktu berdirinya dinasti tsb. Baru
pada masa Dinasti Han (206 SM – 220 M), penanggalan dari Dinasti Xia
diresmikan sampai sekarang dan tahun kelahiran Khonghucu ditetapkan
sebagai tahun pertama.
Namun saat ini di China sendiri penulisan tahun yang berdasarkan
tahun kelahiran Khonghucu sudah tidak umum lagi. Misalnya Imlek tahun
ini adalah tahun 2563, sudah tidak lazim lagi, tahun yang ditulis
biasanya tahun 2012 saja.
Sementara itu, Taiwan juga memiliki standard penulisan tahun
sendiri, yang dimulai dengan titik awal 1911 sebagai tahun nol, jadi
tahun 2012 bisa jadi ditulis tahun 2001. Tahun 1911 adalah tahun
berdirinya Republic of China setelah dinasti terakhir, yaitu
Dinasti Qing runtuh. Sampai hari ini di Taiwan masih ada bannyak yang
menggunakan “tahun ROCâ€.
Selain disebut Tahun Baru Imlek, banyak juga yang menyebutnya
dengan Sincia, yang juga berasal dari dialek Hokkian, dari asal kata æ–°æ£ (pinyin: xin zheng, baca: sin ceng). Kata æ–°æ£ merupakan kependekan dari æ–°æ£æœˆ, “bulan pertama yang baruâ€, merujuk pada penulisan “bulan pertama†dalam penanggalan Imlek dituliskan æ£æœˆ, dalam dialek Hokkian berbunyi Cia Gwe.
Ucapan Yang Salah Kaprah
Di media-media, baik cetak (koran, majalah, tabloid, dsb) dan
elektronik mulai bernuansa merah sejak akhir minggu pertama Januari.
Banyak penawaran diskon segala jenis barang, dari fashion, peralatan
rumah tangga, elektronik, kendaraan dsb. Di sana sini terlihat “Gong
Xi Fat Choiâ€, “Gong Xi Fat Chaiâ€, “Gong Xi Fa Choiâ€, “Gong Xi
Fa Caiâ€, “Happy Chinese Yearâ€, “Year of the Dragonâ€, dsb.
Sebagian besar ucapan di media adalah salah kaprah yang ngawur.
Ucapan æå–œå‘è´¢ (pinyin: gong xi fa cai, baca: kung si fa jai) secara harafiah berarti: “semoga anda kayaâ€, “wishing you a lot of fortuneâ€. Entah sejak kapan ucapan ini populer di Indonesia. Ucapan Gong Xi Fa Cai lebih populer di Hong Kong yang diucapkan di sana Kung Hei Fat Choi, yang merupakan bunyi “gong xi fa cai†dalam dialek Cantonese.
Di Indonesia kemudian sepertinya latah jadilah salah kaprah tubruk sana
sini menjadi: “gong xi fat choi†atau “gong xi fa choiâ€.
Lebih parahnya di salah satu koran nasional ada bank asing yang
notabene dari akronim nama bank tsb merujuk ke “Hong Kong†dan
“Shanghaiâ€, namun menulisnya adalah “gong xi fa choiâ€, yang
merupakan kesalahan fatal. Sebenarnya untuk menghindari kesalahan
penulisan yang fatal, lebih baik menulis aksara kanjinya, jelas pasti
benar dan terhindar dari kesalahan yang tidak perlu.
Perhatikan saja, di mana-mana lebih banyak penulisan yang salah kaprah kacau balau. Di billboard, majalah, tabloid, kartu ucapan, koran-koran, televisi, dsb.
Ketika saya kecil tidak pernah terdengar ucapan “gong xi fa caiâ€
seperti beberapa tahun belakangan ini. Di masa itu, lebih sering
terdengar ucapan: “kionghi, kionghi†atau “sin cun kiong hi†dan sesekali “thiam hok, thiam siuâ€. Malahan di masa saya kecil, saya mengucapkannya: “tionghi, tionghiâ€, karena belum paham dan hanya mendengar orangtua yang mengucapkannya di antara teman-teman mereka. (Kesalahan yang sama seperti lagu Garuda Pancasila, “pribang-pribangsakuâ€, padahal seharusnya “pribadi bangsakuâ€).
“Kionghi†(æå–œ), “sin cun kiong hi†(新春æå–œ), “thiam hok thiam siu†(æ·»ç¦æ·»å£½)
semuanya berasal dari dialek Hokkian. Dialek Hokkian sendiri
pengaruhnya paling kuat di Indonesia dibandingkan dialek-dialek dari
tempat lain seperti Tiociu, Hakka (Khek), Hokcia, dsb. Mungkin lama-lama
dirasa ucapan “sin cun kiong hi†(happy spring festival)
kurang pas di Indonesia dan negara-negara yang tidak ada empat musim,
ucapannya bergeser menjadi “gong xi fa caiâ€, atau mungkin tanpa
disadari, bahwa standard dan ukuran sukses adalah materi, pelan-pelan
ucapan “gong xi fa cai†lebih disukai. Atau bisa jadi “terdengar
dan terlihat lebih keren†dibandingkan “sin cun kiong hiâ€.
Sementara “thiam hok, thiam siu†dulu saja waktu saya kecil
seingat saya tidak begitu sering terdengar, apalagi sekarang. Terjemahan
bebasnya kurang lebih berarti banyak keberuntungan dan panjang umur.
Ucapan yang paling sederhana sebenarnya æ–°å¹´å¿«ä¹ (pinyin: xin nian kuai le, baca: sin nien guai le) dan ini yang paling banyak terdengar di China, sering disingkat menjadi 新年好 (pinyin: xin nian hao, baca: sin nien hau), sesederhana ucapan: “happy new year†atau “selamat tahun baruâ€.
Yee sang
Tidak begitu jelas sejak kapan seremonial yee sang masuk ke
Indonesia dan dalam kira-kira lima tahun belakangan semakin marak
dilakukan dan masuk ke dalam rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek di
Indonesia. Yee sang besar kemungkinan adalah bunyi dialek Tiociu untuk yu sheng (鱼生), yang berarti ikan segar. Bunyi 鱼生 sama dengan bunyi ä½™å‡ â€“ arti masing-masing kata adalah “remaining†dan “increaseâ€. Secara bebas bisa bermakna selalu ada kelebihan (rejeki) dan meningkatnya karir dan bisnis.
Ditengarai kebiasaan ini sudah ada di China sejak masa Dinasti Song
atau bahkan lebih lama lagi dan cukup populer di daerah Selatan, lebih
tepatnya di daerah Chaozhou dan Shantou dan makin menyebar. Kebiasaan
ini akhirnya menjadi satu tradisi yang dilestarikan di daerah Guangzhou
dan sekitarnya yang notabene mata pencaharian di masa lalu mayoritas
nelayan. Yee sang dirayakan pada hari ketujuh Tahun Baru Imlek.
Hidangan yee sang berbahan ikan mentah dan berbagai macam
sayuran yang dirajang halus sekali. Bahan-bahan tsb diletakkan di atas
piring lebar, kemudian dibumbui dengan berbagai jenis saus dan dressing, diaduk bersama dan diangkat tinggi-tinggi sebelum dimakan dengan mengucapkan “lo hei†(dialek Cantonese untuk æžèµ·, lao qi) yang berarti “angkat bersamaâ€, terjemahan bebasnya bisa berarti “sukses bersamaâ€.
Tradisi yee sang sepemahaman dan seingat saya tidak populer
di Indonesia. Bahkan di masa kecil saya, sepertinya tidak dikenal. Pada
dasarnya orang Tionghoa berbeda dengan orang Jepang yang biasa makan
ikan mentah. Ikan mentah jarang sekali muncul dalam seni kuliner Cina,
kalau tidak bisa dibilang hampir tidak dikenal. Dan dari penelusuran
lebih lanjut, saya belum menemukan clue bahwa yee sang adalah tradisi etnis Tionghoa yang ada di Indonesia.
Beberapa penelusuran tsb, di antaranya:
- http://goseasia.about.com/od/malaysianculturepeople/ig/Penang-s-Chinese-New-Year-Food/Salad-Days.htm
Dan masih banyak lagi rujukan, tidak satupun menyebutkan tradisi yee sang
adalah bagian dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek di Indonesia.
Walaupun rujukan Wikipedia tidak bisa dijadikan patokan utama, hanya
Wikipedia versi bahasa Indonesia dan bahasa Melayu sedikit menyebutkan
keberadaan yee sang di Indonesia.
Sepertinya baru paling lama sepuluh tahun (perkiraan saya sekitar lima tahunan), yee sang
mulai diadopsi masuk ke Indonesia dan menjadi bagian dari rangkaian
perayaan Tahun Baru Imlek. Untuk makna simbolik dan seremonial memang yee sang elok dilihat dan dijalani.
Tahun Baru Imlek Perayaan Agama atau Budaya?
Dari jaman saya bisa mulai ingat keluarga kami merayakan Tahun Baru
Imlek sampai saat ini masih banyak yang berpendapat bahwa perayaan
Tahun Baru Imlek adalah milik agama Khong Hu Cu atau agama Buddha atau
Sam Kau (tiga ajaran: Tao, Khong Hu Cu dan Buddhisme, lazim juga disebut
Tri Dharma).
Memang mayoritas etnis Tionghoa di Indonesia adalah Nasrani
(Katholik ataupun Protestan) dan sebagian lagi Muslim. Banyak di antara
kaum Tionghoa yang Nasrani ataupun Muslim berpendapat sudah “tidak
boleh†merayakan Tahun Baru Imlek. Dalam beberapa kasus malah ada yang
berpendapat bahwa perayaan Tahun Baru Imlek identik dengan penyembahan
berhala karena banyaknya legenda, asal usul, cerita di balik tiap-tiap
tradisi dalam rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek.
Semua pendapat dan keyakinan sah-sah saja karena merupakan koridor dan domain
pribadi yang paling pribadi, yang siapapun tidak berhak menggugatnya.
Namun sungguh disayangkan jika ada di sana sini yang mencerca bahwa
perayaan Tahun Baru Imlek begini atau begitu. Menurut pemahaman dan
keyakinan saya, perayaan Tahun Baru Imlek lepas dari urusan agama atau
keimanan apapun. Untuk saya dan keluarga, perayaan Tahun Baru Imlek
adalah bagian dari budaya Tionghoa, yang kami dengan sadar ingin
memeliharanya dan meneruskannya ke anak-anak dan keturunan kami.
Kepada semua yang merayakannya, kami sekeluarga mengucapkan:
Selamat Tahun Baru Imlek 2012
Sin Cun Kiong Hi (æ–° 春 æ å–œ)
Thiam Hok Thiam Siu (æ·» ç¦ æ·» 壽)
Xin Nian Kuai Le (æ–° å¹´ å¿« ä¹)
Popular Posts
Blogger templates
Categories
Blogroll
Blog Archive
-
►
2015
(1)
- ► 05/03 - 05/10 (1)
-
►
2014
(16)
- ► 10/05 - 10/12 (1)
- ► 09/14 - 09/21 (9)
- ► 05/11 - 05/18 (1)
- ► 04/27 - 05/04 (1)
- ► 01/26 - 02/02 (1)
- ► 01/19 - 01/26 (3)
-
►
2013
(11)
- ► 07/28 - 08/04 (5)
- ► 04/28 - 05/05 (1)
- ► 04/21 - 04/28 (1)
- ► 04/14 - 04/21 (1)
- ► 02/17 - 02/24 (1)
- ► 01/27 - 02/03 (1)
- ► 01/06 - 01/13 (1)
-
▼
2012
(26)
- ► 12/23 - 12/30 (2)
- ► 12/16 - 12/23 (3)
- ► 11/04 - 11/11 (2)
- ► 09/16 - 09/23 (3)
- ► 09/09 - 09/16 (2)
- ► 08/19 - 08/26 (1)
- ► 08/12 - 08/19 (4)
- ► 05/20 - 05/27 (1)
- ► 05/13 - 05/20 (2)
- ► 05/06 - 05/13 (1)
- ► 04/15 - 04/22 (2)
-
►
2011
(54)
- ► 09/11 - 09/18 (7)
- ► 09/04 - 09/11 (2)
- ► 08/28 - 09/04 (2)
- ► 08/07 - 08/14 (2)
- ► 07/31 - 08/07 (1)
- ► 07/17 - 07/24 (2)
- ► 07/10 - 07/17 (3)
- ► 07/03 - 07/10 (6)
- ► 06/26 - 07/03 (2)
- ► 06/19 - 06/26 (1)
- ► 06/12 - 06/19 (3)
- ► 06/05 - 06/12 (4)
- ► 05/29 - 06/05 (1)
- ► 05/15 - 05/22 (2)
- ► 05/01 - 05/08 (7)
- ► 04/24 - 05/01 (8)
- ► 04/17 - 04/24 (1)
About
Copyright ©
KEROHANIAN DHARMA | Powered by Blogger
Design by Flythemes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com
0 komentar:
Posting Komentar