Salah satu kolega saya, suatu hari share bahwa dia merasa sangat beruntung punya pasangan hidup yangg luar biasa seperti suaminya. Ia bercerita bahwa tahun2x pertama pernikahannya sangat sulit akibat keegoisannya.
Ia share bahwa arena kebetulan ia terlahir dari keluarga yangg sangat berada (plus ia putri satu2x-nya), akhirnya ia diberikan kemanjaan yangg sangat luar biasa oleh kedua orang tuanya, dan akhirnya membawanya kepada kesulitan bagi dirinya sendiri. Karena ia akhirnya tidak bisa melakukan kegiatan rumah tangga apapun (karena smua tugas itu telah digantikan para pembantunya) dan ia pun juga jadi pribadi yang kurang menghargai orang lain (bahkan termasuk orang tuanya sendiri sekalipun).